NO | KODE | JENIS INDIKATOR | JUDUL INDIKATOR | TARGET | |
Indikator Mutu Area Klinis | |||||
1 | IAK 1 | Asesmen pasien | Tingkat kelengkapan pengisian asesmen awal medis pasien rawat inap | 100% | |
2 | IAK 2 | Pelayanan laboratorium | Persentase Ketepatan Waktu Tunggu Pemeriksaan Hematologi dan Kimia Rutin | 100% | |
3 | IAK 3 | Pelayanan radiologi dan imaging | Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto ≤ 3 Jam | 100% | |
4 | IAK 4 | Prosedur bedah | Waktu Tunggu Operasi Elektif < 2 hari | 100% | |
5 | IAK 5 | Pelayanan anestesi dan sedasi | Tingkat kelengkapan pengisian asesmen pra anestesi | 100% | |
6 | IAK 6 | Penggunaan Antibiotika dan Obat Lain | Penulisan resep sesuai formularium | 100% | |
7 | IAK 7 | Kesalahan medikasi dan kejadian nyaris cedera | Angka kejadian kesalahan medikasi (medication error) di pelayanan Farmasi | 1 KTD, 30 KNC | |
8 | IAK 8 | Penggunaan darah dan produk darah | Kejadian Reaksi Tranfusi Darah | 0.01% | |
9 | IAK 9 | Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan tentang pasien (rekam medis) | Tingkat kelengkapan pengisian resume medis oleh DPJP | 100% | |
10 | IAK 10 | Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan pelaporan | Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (Health Care Associated Infection) di RS (min 1 parameter) | 75% | |
Indikator Area Manajemen | |||||
12 | IAM 1 | Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien | Tingkat kekosongan permintaan obat/alat kesehatan ke suplier | ≤ 5% | |
13 | IAM 2 | Pelaporan yang diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan | Angka Ketepatan waktu pelaporan pelayanan pasien HIV/AIDS | 100% | |
14 | IAM 3 | Manajemen risiko | Tingkat karyawan rumah sakit yang telah mendapatkan pelatihan penanggulangan kebakaran | 100% | |
15 | IAM 4 | Manajemen penggunaan sumber daya | Tingkat kepatuhan maintenance alat medis yang dilakukan sesuai jadwal | 100% | |
16 | IAM 5 | Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga | Tingkat kepuasan pasien dan keluarga | ≥ 80% | |
17 | IAM 6 | Harapan dan kepuasan staf | Tingkat kepuasan kerja staf | ≥ 80% | |
18 | IAM 7 | Demografi pasien dan diagnosis klinik | Laporan 10 besar penyakit (demografi pasien) | 100% | |
19 | IAM 8 | Manajemen keuangan | Tingkat piutang tak tertagih tepat waktu (50-70 Hari) | ≤ 15% | |
20 | IAM 9 | Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf | Fasilitas Hand Hygiene | 100% | |
Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien | |||||
21 | IASKP 1 | Ketepatan identifikasi pasien | Melakukan Identifikasi sebelum melakukan tindakan, prosedur / pengambilan darah | 100% | |
25 | IASKP 2 | Peningkatan komunikasi efektif | Petugas yang diobservasi saat melakukan komunikasi lisan/ telepon menggunakan SBAR | 100% | |
28 | IASKP 3 | Peningkatan keamanan obat high alert | Memastikan 5 benar sebelum memberikan obat high alert | 100% | |
32 | IASKP 4 | Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi | Penandaan area operasi | 100% | |
34 | IASKP 5 | Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan | Tingkat kepatuhan 6 langkah cuci tangan staf rumah sakit | 85% | |
35 | IASKP 6 | Pengurangan risiko jatuh | Pengisian Asessmen resiko jatuh pada pasien rawat inap | 100% |
Angka kasus DBD meningkat drastis di akhir Januari 2019 ini, menurut data KEMENKES sudah tercatat 13.683 pasien di seluruh Indonesia dengan pasien meninggal mencapai 132 orang.
Menyikapi kondisi tersebut, Pocari Sweat berinisiatif mensupport para pasien demam berdarah dengan membagikan Pocari Sweat di rumah sakit Muhammadiyah Bandung yang sedang merawat pasien demam berdarah.
Pocari Sweat bekerja sama dengan rumah sakit Muhammadiyah Bandung untuk membantu mengatasi dehidrasi dan memberikan penyuluhan kepada 47 pasien yang sedang dirawat dan keluarga tentang bahaya dehidrasi pada pasien demam berdarah.
Komitmen Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah memberikan pelayanan terbaik dan sedini mungkin untuk pasien demam berdarah. Meningkatnya pasien terjangkit demam berdarah, menyebabkan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan tanggap membuka ruangan baru. Ruangan bedah yang biasanya hanya untuk pasien bedah, kali ini di buka untuk memfasilitasi pasien DBD.
Kebocoran plasma dan demam yang tinggi bisa mengakibatkan pengentalan darah sehingga, pasien bisa mengalami syok dan berujung pada kematian. Menurut rekomendasi WHO, bahwa air putih saja tidak cukup untuk pasien demam berdarah.
Mengutip Comprehensive guidelines for prevention and control od dengue and dengue hemorrhagic fever(2011) yang dikeluarkan oleh WHO, bahwa pasien demam berdarah dianjurkan mendapat “Asupan Cairan yang cukup (bukan air putih biasa) seperti susu, jus buah, Minuman elektrolit isotonik, Minuman rehidrasi oral dan air tajin. Waspadai overhidrasi pada bayi dan anak-anak.”
Anjuran terkait hal ini juga menjadi salah satu pembahasan pada Seminar serentak di 17 kota bulan November-Desember 2018 lalu.
Pocari Sweat bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia beberapa wilayah di Indonesia, untuk menyelenggarakan seminar tentang demam berdarah, di Januari sampai maret 2019 kedepan, Pocari Sweat secara konsisten akan membagikan Pocari Sweat kepada para pasien, sebagai bentuk kepedulian kepada penanganan masalah demam berdarah.
Alhamdulillah atas rahmat dan izin Allah SWT, semua upaya kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas untuk membentuk pelayanan bersinergi dan terintegrasi telah mendapatkan penghargaan bintang 5 (Lima) dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Semoga bintang 5 (Lima) ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung untuk mewujudkan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung yang Unggul, Islami dan Berkah.
Adalah suatu kelainan dimana terjadi gangguan aliran cairan otak. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh sumbatan saluran cairan otak atau produksi yang berlebihan. Sumbatan itu sendiri bisa merupakan cacat bawaan sejak lahir atau adanya tumor serta proses penyerapan akibat suatu infeksi selaput otak. Sedangkan produksi cairan otak yang berlebhan juga bisa disebabkan oleh tumor dari dalam ventrikel.
Gejala yang muncul biasanya mulai dari sakit kepala, mual, muntah gangguan penglihatan serta sarnpai terjadi penurunan kesadaran yang sering terjadi pada orang dewasa. Khusus pada anak dan bayi dimana ubun-ubun kepala belum menutup dengan sempuma, maka gejala yang muncul adalah pembesaran kepala diluar batas normal. Hal ini perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa CT scan kepala, untik mengetahui apakah terjadi pelebaran ventrikel atau tidak.
Penyerahan Izin Operasional Rumah Sakit dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung kepada Direktur RS Muhammadiyah Bandung